Syakwa dan Sabar
dalam Kesaksian al-Qur’an dan Hadis
Diatas telah dijelaskan
tentang beberapa pengertian Sabar dan macam-macamnya serta kedudukanya sebagai salah satu sifat yang
mulia. Disini kami hanya ingin menambahkan sedikit tentang Sabar dan Syakwa.
Lalu bagaimana dengan sifat mengadu atau mengeluh, apakah itu bisa merusak arti
sabar atau bahkan dapat menghilangkan sifat sabar tersebut?
Dalam hadis
qudsi yang diriwayatkan Abu Hurairah dijelaskan bahwa Rasulullah saw bersabda,
Allah swt berfirman: “ Ketika Aku (Allah) menguji hamba-Ku, kemudian ia
tidak mengadu kepada-Ku terhadap orang yang menjenguknya, maka Aku akan
melepaskannya dari seorang tawanan, maka Aku akan mengganti dagingnya dengan
daging yang lebih baik, dan mengganti darahnya dengan darah yang lebih baik”.
Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah saw
bersabda; “Barang siapa yang tertimpa musibah pada harta dan kesehatannya,
lalu ia berusaha menutupi musibah itu dan tidak mengadukan pada orng lain, maka
Allah pasti mengampuni dosanya”.
Dari sini bisa kita ambil kesimpulan
sementara bahwa sabar itu sifat yang sangat mulia, bahkan sabar bisa menjadikan
seorang hamba diampuni dosanya oleh Allah, bahkan mengajarkan kita untuk tidak
suka mengeluh. Kemudian bolehkah kita mengeluh? Dijelaskan dalam hadis yang
lain bahwa mengeluh itu boleh dan tidak menghilangkan arti sabar. Bahkan
A’isyah ra. saja pernah mengeluh kepada Rasulullah tentang sakitnya.
Demikianlah sekilas tentang sabar dan
beberapa pengertiannya serta urgensi menurut pandangan al-Qur’an dan Hadis yang
dapat penulis sajikan yang tentunya sangat jauh dari kesempurnaan. Dengan
kerendahan hati penulis sangat membutuhkan keikhlasan pembaca untuk senantiasa
memberi saran demi kesempurnaan yang kami tuliskan. Tentunya, penulis juga tak
lupa bersyukur kepada Alloh swt atas semua pertolongan-Nya, tanpa sifat
Qudrat-Nya tak mungkin tulisan ini dapat
terselesaikan. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin