Enam puluh tahun sudah
negara kita tercinta merdeka. Tapi
apakah
kemerdekaaan yang kita rasakan sampai saat ini adalah kemerdekaan
hakiki. Ataukah kemerdekaan Indonesia selama ini hanya kemerdekaan semu belaka.
Kata 'merdeka' dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia memiliki beberapa arti, diantaranya 'bebas', 'berdiri sendiri' dan tidak terikat
atau bergantung pada orang lain ataupun pihak tertentu'. Mungkin saja
kemerdekaan kita saat ini hanya karena bebas dari penjajahan secara fisik. Tidak
menutup kemungkinan kita masih belum merdeka karena belum mampu berdiri sendiri
untuk mengelola kekayaan alam dan sumber daya lain. Ketergantungan pada negara
asing masih cukup kental dalam segala urusan Negara kita ini. Hal ini berarti
negara kita masih terjajah dalam berbagai bidang, misalnya ekonomi, politik,
tekhnologi dan lain sebagainya.
Banyak sudah yang
merindukan kemajuan dan kesejahteraan bagi Indonesia. Tapi hal ini bisakah
terjadi atau hanya menjadi angan-angan semu yang tak pasti. Jika kita merujuk
pada satu ayat al-Quran yang sudah familier, Allah swt menegaskan tak akan
merubah keadaan suatu kaum, golongan masyarakat, ataupun negara selagi mereka
tidak memiliki kemauan untuk berubah (QS: ar-Ra'd ; 11). Perubahan memang
diperlukan, tapi apakah hanya cukup niat dan berharap saja tanpa adanya usaha
yang nyata untuk mewujudkannya.
Semangat berjuang demi
suatu perubahan memang sangat dibutuhkan. Mampukah kita memiliki semangat juang
seperti para pahlawan yang mengorbankan jiwa dan raganya demi menuju
kemerdekaan sampai saat ini. Apakah sejarah para pejuang negara hanya menjadi
sebuah buku bacaan dan dongeng-dongeng patriotik yang indah. kapankah kita bisa
mengambil pelajaran dari sekian banyak sejarah itu dan menjadikannya contoh
bagi perjuangan kita ke depan. Aaah, ternyata meraih kemerdekaan tak semudah
membalikkan telapak tangan. Anda boleh sepakat atau tidak, jika semangat para
pahlawan dan pejuang tumbuh dari dari hati tulus mereka yang sangat cinta pada
tanah air. Perjuangan mereka tak mengenal imbalan dan jasa, bahkan bisa dikata
jika mereka semua ikhlas tanpa pamrih dalam memperjuangkan negara. Apakah kita
sekarang bisa menjumpai keikhlasan, ketulusan, dan rasa tanpa pamrih itu.
Ataukah kita hanya menemukan oknum-oknum dengan segala kepentingan dan
kerakusan mereka.
Setiap negara pasti
memiliki mimpi untuk menjadi negara maju dan jaya. Mimpi itu memang sudah ada
dari dulu. Tapi apakah cukup hanya dengan bermimpi. Sudah barang tentu meraih
mimpi itu tidak mudah, butuh perjuangan dan pengorbanan. Mulai dari mana kita
berjuang dan berkorban untuk bangsa. Mungkin bisa kita mulai dengan menumbuhkan
rasa cinta pada negara kita Indonesia. Dengan didasari rasa cinta pasti segala
perjuangan akan menjadi ringan. Habib Luthfi bin Yahya pernah mengatakan,
"jangan mimpi untuk bisa dihormati oleh negara lain, sedangkan anda tak
mampu menghormati dan menghargai negara ini. Jangan sampai anda lebih bangga
dengan barang atau apapun yang berasal dari luar negeri dari pada apa yang
dihasilkan dari negeri sendiri". Mari kita menumbuhkan rasa cinta bagi
negara kita Indonesia, dengan dibarengi saling menghormati dan menjalin
persaudaran antara suku dan agama yang beraneka ragam di bumi nusantara ini.
Semoga harapan dan mimpi-mimpi itu bisa terwujud.
Dahulu nenek moyang kita
memiliki jargon yang sangat patriotik yakni, 'merdeka atau mati', apakah jargon
itu masih kita gunakan sampai saat ini. Ataukah jargon itu berubah menjadi
'merdeka atau mimpi'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar