Minggu, 26 Oktober 2014

MENGENAL DZIKIR, WIRID DAN ISTIKHARAH

MENGENAL DZIKIR, WIRID DAN ISTIKHARAH
Oleh KH. Dr. Ahmad Hasyim Muzadi

Di dalam ajaran Islam, ada beberapa istilah yang saling berkaitan tapi sesungguhnya mempunyai makna yang berbeda-beda.
Dzikir artinya ingat kepada Allah baik dalam ucapan, pikiran maupun tindakan. Dzikir dalam ucapan artinya kita mengingat Allah melalui kalimat-kalimat atau lafal-lafal yang menghubungkan kita dengan Allah. Dzikir dalam pikiran artinya kita tidak melepaskan Allah dalam hal pemikiran dan keilmuan. Sedangkan dzikir secara tindakan (amaliah), yaitu apabila kita melakukan sesuatu yang sepenuhnya karena Allah (perintah-Nya) sekaligus memohon pertolongan dalam proses serta berkah dalam hasilnya.
Selanjutnya doa artinya permintaan kepada Allah. Kita diperintahkan untuk meminta karena sesungguhnya kita tidak mempunyai apapun kecuali yang dari Allah. Kalau pun kita bisa berusaha itu karena kita diberi peralatan untuk melakukan usaha tersebut. Maka doa bisa disebut ikhtiar batin dan tindakan (ikhtiar) bisa disebut doa lahiriah.
Sedangkan wirid berasal dari kata warada yang artinya datang dan hadir. Doa yang diucapkan terus menerus bisa disebut wirid. Maka satu hal yang perlu ditekankan adalah, bagaimana cara kita berdoa agar doa itu benar-benar hadir pada hati dan tidak sebatas ucapan saja. Untuk itu, diperlukan adanya keistiqamahan dalam doa tersebut agar dapat menyatu dengan diri kita. Sehingga keistiqamahan di dalam wirid tersebut menjadi mutlak.   Akhirnya secara istilah wirid itu identik dengan keistiqamahan dalam berdoa. Secara qauliyah wirid berupa doa yang diucapkan. Adapun secara amaliah wirid berupa keistiqamahan dalam melakukan suatu kebaikan, sehingga perilaku itu menjadi akhlak kita. Misalnya orang bisa beristiqamah menghormati tamu, merawat anak yatim, dan bersedekah semampunya. Apabila kita memilih satu dari tiga hal tersebut, dan kita lakukan secara istiqamah itu disebut juga sebagai wirid amaliah kita.
Selain tiga istilah di atas, ada juga istilah istikharah di dalam Islam yang artinya menanyakan bagaimana penyelesaian dan jalan keluar suatu masalah kepada Allah. Istikharah dapat pula berarti memilih di antara dua atau beberapa pilihan. Berbeda dengan doa yang kita ajukan adalah kemauan kita, sedangkan istikharah justru mengosongkan hati kita dari keinginan dengan berharap jawaban apapun dari Allah swt. Dan kita harus ridla terhadap keputusan Allah tersebut. Sehingga istikharah adalah sesuatu yang berat karena kita harus mengosongkan pikiran dan hati kita, bukan malah mengajukan kemauan kita. Dengan demikian tidak semua orang mempunyai kemampuan dalam beristikharah kecuali orang-orang yang telah mampu menenangkan hatinya.

Oleh karena itu, sebagai kaum muslim sudah seharusnya kita mengamalkannya dalam keseharian kita. Sesuai dengan kapasitas dan keperluan, porsi-porsinya haruslah ditentukan.  

Tidak ada komentar: