Kata ‘kebersihan’ sudah tidak asing ditelinga kita. Kata ini
berasal dari kata
dasar ‘bersih’ yang merupakan kata sifat dan kemudian
ditambah imbuhan ke-an sehingga menjadi ‘kebersihan yang berupa kata kerja
abstrak (maṣdar). Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata bersih
berarti; bebas dari kotoran, tulus ikhlas, jelas dan rapi. Kesemua arti
tersebut bisa disimpulkan berasal dari arti dasar bebas dari kotoran. Sedangkan
dalam bahasa Arab, kata bersih dapat diterjemahkan oleh beberapa kata; naẓīf,
naqiyy, ṣāfy, ṭāhir, nazīh dan zakiyy.
Al-Quran tidak menyebutkan semua kata bersih di atas melainkan
hanya pada kata ṭāhir dan zakiyy.
Kata ṭāhir dan berbagai derivasinya ditemukan dalam al-Quran sebanyak 30 kali.
Menurut Ibnu Faris kata yang berakar dari huruf ṭā, hā dan rā mempunyai arti
dasar ‘bersih dan bebas dari kotoran’. Sedangkan kata zakiyy dan akarnya
disebutkan dalam al-Quran sebanyak 59 kali. Kata ini memiliki arti asal
‘bertambah dan berkembang’. Zakiyy diartikan bersih karena kebersihan
dapat menambah keindahan dan kesehatan. Sehingga tanpanya akan sangat sulit
didapatkan kesehatan dan keindahan.
Jumlah penyebutan dua kata di atas dalam al-Quran dapat dijadikan
bukti betapa perhatiannya kitab suci umat Islam terhadap kebersihan. Contoh
paling sederhana dapat ditemukan dalam QS al-Muddaṡir: 4
﴿ وثيابك فطهر ﴾
Dan bersihkanlah bajumu.
Menurut Al-Zuḥaili, ayat di atas adalah suatu perintah untuk
‘membersihkan baju’ dan menyucikannya. Ini juga suatu bukti kepedulian agama
terhadap kebersihan. Kita semua tahu, baju bersih akan tampak indah dipandang
dan orang yang memakainya akan terbebas dari penyakit. Karena baju kotor akan
berdampak penyakit kulit bagi pemakainya. Al-Zuhaili juga menambahkan, perintah
ayat di atas juga mengandung arti pengagungan Allah swt, karena dengan baju
yang bersih dalam beribadah akan tampak rasa pengagungan kepada-Nya.
Selain kebersihan lahiriah, al-Quran juga memperhatikan kebersihan
secara batiniah. Hal ini bisa dibaca dalam QS al-Baqarah: 129
﴿رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ
الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ﴾
seorang rasul dari
kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan
mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka.
Diantara tugas seorang Rasul adalah menyucikan jiwa umatnya dengan
membersihkan hati mereka dari segala dosa dan penyakit batin yang dapat
mengotori hati. Oleh karena itu, sering kita dengar nyanyian tombo ati. Hati
yang sakit adalah hati yang kotor oleh dosa dan penyakit batin. Hati yang sehat
terdapat pada orang yang bersih hatinya dari segala kotoran dosa dan penyakit
batin. Sehingga pada dirinya akan tampak aura keindahan yang tidak dapat
digambarkan oleh kasat mata.
Islam juga memperhatikan kebersihan harta penganutnya dengan
dibawajibkannya zakat. Sebagaimana tersurat jelas dalam QS al-Taubah: 103. Dengan
zakat harta akan bersih dan keindahan akan tampak dalam keberkahan dan
kemanfaatan hartanya.
Dari paparan di atas, setidaknya kita tahu perhatian Islam terhadap
kebersihan dalam segala hal. Jika kita cermati, kebersihan sebenarnya bersumber
Allah swt sendiri. Karena bersih adalah suatu hal yang tidak buruk danAllah swt
bersih dari segala sifat kurang dan buruk. Sehingga tampaklah kesempurnaan Dzat
Sang Pencipta. Ibnu Mas’ud meriwayatkan;
)) إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ ((
Allah itu sangat indah dan menyukai keindahan (HR.Muslim Hakim, Ibnu Hibban dan Baihaqi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar