MENGENAL
RASM
Rasm menurut
Bahasa bekas.[1] Sedangkan arti yang dimaksud dengan Rasm
Usmani adalah bekas tulisan dalam lafal. Kata Rasm bersinonim dengan kata khaṭ (garis), kitābah (tulisan), saṭr
(baris), raqm (nomor), zabr (tulisan), dan wasym
(tato).
Rasm
terbagi menjadi tiga macam;
1.
Rasm ʻArūḍ yaitu tulisan
yang disesuaikan dengan lafal yang diucapkan oleh pembicara sehingga tidak
dicantumkan huruf yang tidak diucapkan. Oleh karena itu tanwin ditulis
sedangkan hamzah waṣal dibuang tidak ditulis sebab pembicara tidak
melafalkannya.
2.
Rasm Qiyāsī adalah
menggambarkan kata sesuai dengan huruf ejaannya dengan memperkirakan memulai
bacaan dari huruf yang ditulis dan waqaf pada huruf lain yang ditulis.
3.
Rasm Usmani atau juga disebut dengan Rasm
Istilahi adalah tulisan para sahabat atas arahan dari Khalifah ketiga Usman bin
Affan. Kebanyakan tulisan Rasm Usmani sama dengan Rasm Qiyāsī namun sebagian ada
perbedaan seperti pembuangan, penambahan ataupun penggantian beberapa huruf
tertentu, hingga menyambung dan memisah beberapa huruf tertentu. Inilah yang
dinamakan Rasm Usmani sebagaimana yang akan diterangkan.
A.
PENAMBAHAN HURUF
Contoh-contoh penambahan huruf;
1)
Penambahan huruf alif dalam kata مائة
berfungsi untuk membedakan kata tersebut dengan kata منه.
Sebab mushaf-mushaf Usman saat itu belum ada titik, hamzah maupun harakat. Penambahan
ini juga berlaku pada bentuk dual (taṡniyah)
seperti; مائتين.
2)
Penambahan huruf wawu dalam kata أولي
berfungsi untuk membedakan kata tersebut dengan kata huruf jar إلى.
Sebagaimana penambahan dalam kata أولئك
untuk membedakan dengan kata إليك. Penambahan
ini juga berlaku pada kata-kata yang semisal seperti أولوا – أولات – أولائكم.[2]
3)
Penambahan huruf yaꞌ dalam kata بأييد dari
firman Allah swt:
{وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ
وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ} [الذاريات: 47]
Penambahan dalam kata tersebut untuk membedakan kata الأيد yang bermakna kekuatan dengan
kata الأيدي yang merupakan bentuk plural dari يد (tangan). Tidak diragukan
lagi jika kekuatan yang digunakan Allah untuk membangun langit lebih kokoh dan
kuat dibanding tangan-tangan.[3] Menurut
Ibnu Abbas kata بأيد berarto kekuatan dan kekuasaan.[4]
B.
Pembuangan huruf
Contoh-contoh pembuangan huruf;
1)
Membuang huruf Alif
Pembuangan huruf alif dalam al-Quran sangat banyak sekali dan beragam.
Di antaranya ada yang merujuk pada perbedaan bacaan (qirāꞌāt) dan ada juga yang
melihat pada sebab-sebab lain yang tidak dapat kita ketahui rahasianya. Para
pakar Rasm membagi pembuangan huruf menjadi tiga bagian; pembuangan secara isyarat
(ḥazf isyārīi), pembuangan untuk
meringkas (ḥazf ikhtiṣāri), dan pembuangan
singkat (ḥazf iqtiṣār). Salah satunya adalah
membuang huruf alif dalam nama-nama yang berasal dari non-Arab (ʻAjam). Menurut
Abū ʻAmr Al-Dānī, para ulama bersepakat membuang huruf alif berlaku pada
nama-nama yang berasal dari non-Arab seperti Ibrāhīm, Ismāʻīl, Isḥāq, Hārūn,
Luqmān dan yang semisal. Sedangkan membuang huruf alif pada nama-nama Arab
seperti Sulaimān, Sāliḥ dan Mālik karena sering terlaku. Adapun nama-nama Arab
yang tidak sering terlaku maka menggunakan alif seperti Ṭālūt, Jālūt, Yaꞌjūj,
Maꞌjūj dan sejenisnya.[5]
Di antara contoh membuah alif karena
mengisyaratkan adanya dua riwayat bacaan atau lebih;
{يُخٰدِعُونَ
اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
(9)} [البقرة: 9]
2)
Membuang huruf wawu
a)
Membuang huruf wawu dan cukup
mengisyaratkan dengan huruf ḍammah. Kasus ini ada pada 4 kata kerja;
1.
Membuang huruf wawu kata ويدع dalam firman Allah;
{وَيَدْعُ الْإِنْسَانُ بِالشَّرِّ
دُعَاءَهُ بِالْخَيْرِ} [الإسراء: 11]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar