[Enter Post Title
Here]
KEBERADAAN BAHASA INDONESIA ILMIAH
Makalah ini disusun guna menjalankan tugas kelompok pada semester
pertama
Dosen Pendamping : Sunarto, MP.d
Silahul Mukminin
Mursyid Adi Syaputra
Mahmudi Abdillah
Ali Fitriana Rahmat
Sekolah Tinggi Kulliyatul Quran Al-Hikam
Depok Jawa Barat
2012
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI …………………………………………………………………………... 1
BAB I
PENDAHULUAN …………………………………………………………….… 2
BAB II
INTI PEMBAHASAN …………….……………………………………………..
3
A.
Keberadaan Bahasa Indonesia Ilmiah ………………………………………….. 3
B. Pengertian
Bahasa Indonesia Ilmiah ……………………………………………. 3
C. Ciri-ciri
Bahasa Indonesia Ilmiah …………………………………………..….. 4
BAB III
PENUTUP …………………………………………………………………… 9
DAFTAR
PUSTAKA ……………………………………………………………………… 10
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sudah terbentuk kurang lebih
satu abad. Peristiwa Sumpah Pemuda-lah yang menjadi pencetus
lahirnya bahasa Indonesia. Kala itu, pada tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda
bersepakat menobatkan bahasa Melayu Tinggi sebagai Bahasa Indonesia. Dari sini
kita tahu bahwa bahasa nasional kita telah ada sebelum munculnya proklamasi
kemerdekaan Indonesia.
Perlu kita ketahui, Bahasa Indonesia memiliki berbagai
macam ragam. Mulai dari ragam bahasa jurnalis yang digunakan berbagai alat
media. Ragam bahasa sastra pun tak luput menjadi makanan keseharian bagi para
sastrawan dan budawayan. Sampai ragam bahasa ilmiah yang sangat dibutuhkan
bagi para akademisi dan para penggelut berbagai disiplin ilmu pengetahuan dalam
penulisan karya ilmiah mereka. Setiap ragam bahasa bahasa memilki ciri khas
gaya bahasa masing-masing. Kami disini akan sedikit mengupas tentang ragam
bahasa ilmiah.
Dalam mencermati aspek kebahasaan, terutama pada ragam
bahasa ilmiah, seorang penulis akan dihadapkan pada berbagai masalah. Seperti
masalah ketepatan ejaan,asas, kualiatas ,efektivitas dan jadwal, bukan asas
kwalitas, efektifitas, jadual ,atau ketepatan tanda baca. Sebagaimana telah diketahui,
karya ilmiah berhubungan terutama dengan bahasa tulis merupakan hasil olah pikir
yang memerlukan kecerdasan dan kecermatan. Kecerdasan dan kecermatan
berpikir itu hendaknya juga
tercermin dalam pemakaian bahasanya.
Bahasa merupakan kunci untuk membuka khazanah pengetahuan..Hanya
dengan bahasa-lah kita dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Walaupun
bahasa Indonesia sudah berperan
sebagaimu alat persatuan tetapi belum belum dapat berperan sebagai pengantar
ilmu pengetahuan. Hal tersebut mengharuskan kita menerjemahkan semua buku ilmu
pengetahuan di dunia ini ke dalam bahasa Indonesaia. Dengan adanya informasi ilmiah dalam bahasa Indonesia
tersebut, pasti akan ada kemajuan di bidang ilmu pengetahuan yang berarti
meningkatkan mutu bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmiah. Bahasa dipakai
sebagai alat mengungkap gagasan dan pikiran. Dengan begitu, bahasa adalah alat
komunikasi sekaligus alat untuk memahami isi dari komunikasi itu sendiri.
Komunikasi antar- orang, termasuk komunikasi ilmuan terhadap fenomena alam dan
fenomena kebudayaan.
BAB II
KEBERADAAN BAHASA INDONESIA ILMIAH
A.
Pengertian Bahasa Indonesia Ilmiah
Bahasa Indonesia Ilmiah adalah ragam
bahasa Indonesia yang digunakan untuk kegiatan ilmiah oleh kelompok masyarakat
terpelajar. Kegiatan ilmiah biasanya bersifat resmi. Sebagai kegiatan yang
bersifat resmi, ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam kegiatan ini adalah
ragam bahasa Indonesia baku. Jadi, bahasa Indonesia ilmiah adalah ragam bahasa
Indonesia baku yang digunakan untuk kegiatan ilmiah oleh kelompok masyarakat
terpelajar.[1]
Meski sama-sama baku, tetapi ada
perbedaan dalam penggunaan Bahasa Indonesia baku untuk kegiatan kenegaran
dengan untuk kegiatan ilmiah. Dalam kegiatan ilmiah, penggunaan Bahasa
Indonesia yang baku harus sesuai dengan sifat keilmuan yang meliputi: benar,
logis, cermat dan sistematis.[2]
Selain itu, menurut Nazar (2004: 8), penggunaan Bahasa Indonesia dalam kegiatan
ilmiah, baik apakah itu dalam bentuk tulis maupun lisan, yang juga harus
diperhatikan adalah kelengkapan, kecermatan, dan kejelasan pengungkapan ide.[3]
Ini dilakukan untuk menghindari terjadinya salah tafsir dalam kegiatan ilmiah.
Mengingat
peranan bahasa ilmiah sangat penting dalam ilmu pengetahuan. Bahasa Indonesia
dalam tulisan ini mempunyai fungsi yang sangat penting, karena bahasa merupakan
media pengungkap gagasan penulis.[4]
Jadi setiap tulisan ilmiah dapat dipastikan menggunakan bahasa ilmiah, kecuali
bagi pemula yang belum mengenal pengertian dan ciri bahasa Indonesia ilmiah.
Oleh karena itu Bahasa Indonesia yang digunakan
di dalam tulisan ilmiah tidak selalu baku dan benar, banyak kesalahan
sering muncul dalam tulisan ilmiah.[5]
B.
Ciri-ciri bahasa Indonesia ilmiah
Ciri-ciri
Bahasa Ilmiah Berbagai ketentuan yang sepatutnya diperhatikan oleh penyusun
karya tulis ilmiah agar karya tulisnya komunitatif, karya tulis ilmiah itu
harus memenuhi kriteria logis, sistematis, dan lugas. Karya tulis ilmiah
disebut logis jika keterangan yang dikemukakan dapat ditelusuri
alasan-alasannya yang masuk akal. Karya tulis ilmiah disebut sistematis jika
keterangan yang ditulis dan disusun dalam satuan-satuan yang berurutan dan
saling berhubungan. Karya tulis ilmiah disebut lugas jika keterangan yang
diuraikan disajikan dalam bahasa yang langsung menunjukkan persoalan dan tidak
bertele-tele.[6]
R.
Soedradjad menyebutkan beberapa ciri ragam Bahasa Ilmiah dalam tulisannya
seperti dibawah ini[7]:
a)
Cendekia
Bahasa yang cendekia mampu membentuk
pernyataan yang tepat dan seksama, sehingga gagasan yang disampaikan penulis
dapat diterima secara tepat oleh pembaca.
Contoh-1 : Penyimpulan, Pemaparan, pembuatan, dan
pembahasan.
Contoh-2: Simpulan, paparan, buatan, dan bahasan.
Keterangan : Kata pada contoh-1 menunjukkan suatu proses,
sedangkan pada contoh-2 menunjukkan suatu hasil. Bahasa Indonesia dalam tulisan
ilmiah, dapat menggunakan kata dalam dua contoh tersebut. Tetapi pada contoh-2
lebih cendekia.
b)
Lugas
Paparan bahasa yang lugas akan
menghindarkan kesalah-pahaman serta kesalahan menafsirkan isi kalimat. Serta
penulisan yang bernada sastra perlu dihindari.
Contoh 1:
Mahasiswa sering mendapatkan tugas yang tidak dapat
dikatakan ringan, sehingga kemampuan berpikirnya menjadi berada di awang-awang.
Contoh 2:
Mahasiswa sering mendapatkan tugas yang berat sehingga
kemampuan berpikirnya menjadi menurun.
c)
Jelas
Gagasan akan mudah dipaham apabila : (1) dituangkan dalam
bahasa yang jelas dan (2) hubungan antara gagasan yang satu dengan yang lain
juga jelas. Kalimat yang tidak jelas, umumnya akan muncul pada kalimat yang
panjang.
d)
Formal
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat
formal. Tingkat keformalan bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat pada lapis
kosa kata, bentukan kata dan kalimat.
Bandingkan Contoh berikut:
Kata Formal
Kata
Non Formal
a. Wanita a. Cewek
b. Daripada b. Ketimbang
c. Hanya c. Cuma
d. Membuat d. Bikin
Tulisan ilmiah termasuk kategori
paparan yang bersifat teknis.
Contoh:
Kata ilmiah teknis Kata ilmiah populer
a. Modern a. Maju
b. Informasi b. Keterangan
c. Sinopsis c. Ringkasan
Bentukan kata yang formal adalah bentukan
kata yang lengkap dan utuh sesuai dengan aturan pembetukan kata dalam Bahasa Indonesia.
Contoh:
Bentukan Kata Bernada Formal Bentukan Kata Bernada Non-Formal
a. Menulis a. Nulis
b. Mendengarkan b. Dengarkan
c. Mendapat d. Dapat
Kalimat
formal dalam tulisan ilmiah memiliki ciri yaitu; kelengkapan unsur wajib
(subyek dan predikat), ketepatan penggunaan kata fungsi atau kata tugas, isi
tulisan yang dapat dinalar, dan tampilan esai formal. Sebuah kalimat dalam
tulisan ilmiah setidak-tidaknya memiliki subyek dan predikat.
Contoh:
a.
Apabila tanaman kekurangan
unsur nitrogen, maka tanaman tersebut akan mengalami khlorosis.
b.
Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen akan
mengalami khlorosis.
e)
Obyektif
Bahasa sifat obyektif tidak cukup dengan hanya menempatkan
gagasan sebagai pangkal tolak, tetapi juga digunakan dalam penggunaan kata.
Contoh-1: Mahasiswa baru wajib mengikuti program pengenalan
program studi di fakultasnya masing-masing.
Contoh-2: Mahasiswa baru mengikuti program pengenalan
program studi di fakultasnya masing-masing.
Kata yang menunjukkan sikap ekstrem
dapat memberi kesan subyektif dan emosional. Kata seperti harus, wajib, tidak
mungkin tidak, pasti, dan selalu itu
semua harus dihindari.
f)
Konsisten
Unsur bahasa, tanda baca, dan istilah tertentu, harus
digunakan secara konsisten.
Contoh-1:
Untuk mengatasi bahaya kelaparan pada musim kemarau 2001,
masyarakat dihimbau untuk menghemat penggunaan beras dengan sistem
diversifikasi pangan dan menggalakan kembali lumbung desa.
Contoh-2:
Untuk bahaya kelaparan pada musim kemarau 2001, telah
disiapkan program ketahanan pangan. Masyarakat dihimbau untuk melakukan
diversifikasi pangan dan menggalakan lumbung desa.
g)
Bertolak dari gagasan
Bahasa ilmiah digunakan dengan orientasi gagasan. Pilihan
kalimat yang lebih cocok adalah dari
penulis sebagai pelaku perlu dihindari.
Contoh-1:
Penulis menyimpulkan bahwa hifa cendawan pembentuk
mikoriza yang berasosiasi dengan akara tanaman mampu membantu tanaman untuk
menyerap unsur hara fosfor dan nitrogen.
Contoh-2:
Hasil penilitian menyimpulkan bahwa hifa cendawan pembentuk
mikoriza yang berasosiasi dengan akar tanaman mampu membantu tanaman untuk
menyerap unsur hara fosfor dan nitrogen.
h)
Ringkas dan Padat
Ciri padat merujuk pada kandungan
gagasan yang diungkapkan dengan unsur-unsur bahasa. Karena itu, jika gagasan
yang terungkap sudah memadai dengan unsur bahasa yang terbatas tanpa
pemborosan, maka ciri kepadatan sudah terpenuhi. Keringkasan dan kepadatan
penggunaan bahsa tulisan ilmiah juga ditandai dengan tidak adanya kalimat atau
paragraph yang berlebihan dalam tulisan.[8]
Contoh : “Tulisan ini (dilakukan dengan maksud) membahas
kecenderungan peningkatan kompetensi guru dalam mengimplementasikan kurikulum
2006”
Keterangan : kata-kata yang di dalam kurung sebaiknya
dihilangkan.
Kesalahan
penggunaan Bahasa Indonesia dalam tulisan ilmiah pada umumnya berkaitan dengan
kesalahan penalaran, kerancuan, pemborosan, ketidak lengkapan kalimat,
kesalahan kalimat pasif, kesalahan ejaan dan kesalahan pengembangan paragraf.[9]
PENUTUP
Bahasa
merupakan media penyalur bagi berbagai informasi maupun pengetahuan. Tak
terkecuali apapun dan dari mana asal bahasa itu. Terutama bahasa nasional kita,
yaitu bahasa Indonesia yang memiliki berbagai ragam dan jenis. Salah satunya
diantaranya ialah bahasa ilmiah.
Seorang
akademisi, ilmuwan, dan para penggelut di bidang pendidikan perlu mengetahui
dan menguasai bahasa Indonesia ilmiah. Seakan-akan mereka dituntut untuk mampu
meng-eksplor ilmu mereka melalui tulisan dan karya yang tentunya
menggunakan bahasa Indonesia ilmiah.
Rukun dan
syarat yang harus dipenuhi oleh seorang penulis agar tulisannya dapat berbahasa
ilmiah yaitu; cendekia, jelas, lugas, formal,obyektif, konsisten, bertolak dari
gagasan, serta ringkas dan padat.
Hal yang perlu
diingat ialah kemahiran berbahasa dan menulis berawal dari kebiasaan. Seseorang
yang terbiasa menulis dengan bahasa baik dan benar maka ia tidak akan kesulitan
dalam menulis dengan baik. Ini semua harus didahului dengan praktek secara
langsung. Semoga kita dapat menjadi penulis dengan bahasa ilmiah yang baik dan
benar.
Nomor halaman tidak ada dlm daftar
pustaka dan daftar isi, daftar isi = romawi
Nomor halaman pada bab dibawah yang
lain diatas,, okeeee
DAFTAR PUSTAKA
http://edukasi.kompasiana.com/2011/07/28/ciri-ciri-bahasa-ilmiah/ Pukul 13.53 WIB Rabo 24 Oktober 2012
http://www.m-edukasi.web.id/2012/06/ciri-ciri-bahasa-ilmiah.html Copyright
www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia, pada Pukul 13.49 Rabo, 24
Oktober 2012.
Soedradjad, R. “Bahasa Indonesia dalam tulisan ilmiah”
(
TTP : TP, TT )
Tjahyadi, Indra. “Keberadaan Bahasa Indonesia Ilmiah” ( TTP : TP, TT )
[1]Indra Tjahyadi, S.S_Keberadaan Bahasa Indonesia
Ilmiah
[6]http://www.m-edukasi.web.id/2012/06/ciri-ciri-bahasa-ilmiah.html Copyright www.m-edukasi.web.id Media
Pendidikan Indonesia
[8]http://www.m-edukasi.web.id/2012/06/ciri-ciri-bahasa-ilmiah.html Copyright www.m-edukasi.web.id Media
Pendidikan Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar