Kamis, 08 November 2012

Sang Maha Pemberi Rezeki


Kata Ar-Rozzaaq terambil dari akar kata rozaqo yarzuqu rozqon[1] fahuwa rooziqun, yang bermakna pemberi  rezeki.
Dan kata ini (Ar-Rozzaaq) merupakan isim fa’il mubalaghoh yang mengikuti wazan fa’aalun  dan memiliki arti banyak atau sangat. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Imam Ibnu Malik dalam kitab Alfiyahnya:
فَعَّالٌ أو مِفْعَالٌ أو فَعُوْلُ   #   في كثرة عن فاعِل بديل
Yang mana fa’aal ini pengganti wazan faa’ilun yang digunakan untuk arti banyak melakukan. Maka Ar-Rozzaaq ialah Allah yang berulang-ulang dan banyak sekali memberi rezeki pada makhluk-makhluk-Nya.
 Pakar bahasa arab Ibnu Faris mengartikan kata rizq dengan pemberian untuk waktu tertentu. Kemudian arti kata ini berkembang menjadi pangan, kebutuhan, hujan, uang dan lain-lain. Prof. DR. M Quraish Shihab dalam bukunya mendefinisikan rezeki dengan segala pemberian yang dapat dimanfa’atkan baik material maupun spiritual.Kata Ar-Rozzaaq termaktub dalam Al-Quran hanya sekali saja (QS:Ad-Dzariyaat:58), namun banyak sekali kata pecahannya yang disebut dalam kitab suci itu.
Rezeki itu terbagi meunjadi tiga : halal, haram dan syubhat. Sebagaimana firman Allah SWT. Dalam surat yunus ayat 59  :
قل أرأيتكم ما أنزل الله لكم من رزق فجعلتم منه حراما وحلالا
Adapun yang pertama harus sesuai dengan seizin Allah SWT. Dan yang kedua kebalikan dari yang pertama. Kemudian yang terakhir berada ditengah-tengah dari dua perkara tersebut. Tidak halal juga tidak haram. Hujjatul Islam Al-Imam Al-Ghozali mengatakan : Dialah SWT. Telah menciptakan rezeki, dan menciptakan orang yang mencarinya, mengantarkan mereka kepadanya dan menciptakan sebab-sebab yang menjadikan mereka dapat menikmatinya.
Sedangkan kata pecahan yang berupa lafadz ar-rooziqiin disebutkan dalam Al-Quran sebanyak enam kali, semuanya disandari dengan lafadz khoiru kecuali satu. Semisal surat al-jumu’ah ayat 11:
والله خير الرازقين
Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa selain Allah ada beberapa orang yang bisa memberi rezeki. Akan tetapi status mereka hanya menjadi perantara dan pengantar rezeki dari Tuhan Yang Maha Esa kepada orang yang mencari rezeki tersebut. Hanya Allah SWT. Lah Dzat yang Maha pemberi rezeki dan membatasinya bagi makhluk di semesta alam ini. Setiap anak adam telah ditentukan rezekinya sejak ia berupa makhluk lemah dalam kandungan. Sebagaimana dalam hadits shohih.[2]Diceritakan seseorang yang sholih ditanya oleh saudaranya. “Dari mana kamu makan?”. Dia menimpali “ semenjak aku mengenal Dzat yang menciptakanku, aku tidak ragu siapa yang menghidupinya”.
وقيل  : من أين تأكل ؟
فقال : من خزائن ملك لا تدخلها اللصوص ولا يأكله السوس
Hikmah yang dapat kita ambil dari nama yang mulya ini ialah keharusan untuk mengetahui siapa yang telah membagi rezeki dan bertawakkal kepada-Nya. Sebuah kemulyaan bagi kita, jika kita bisa menjadi perantara rezeki untuk sesama. Terakhir yang harus kita ketahui bahwa orang kaya diberi kelebihan oleh Allah SWT. Dengan adanya rezeki yang lebih. Sedangkan orang miskin diberi kelebihan dengan mengetahui  siapa yang memberinya rezeki.[3]


[1] ( رزقه ) رزقا أوصل إليه رزقا أو أعطاه إياه ويقال رزق الطائر فرخه رزقا كسب له ما يغذوه وكل من أجريت عليه جراية فقد رزقته يقال رزق الأمير جنده وفلانا شكره
( الرزق ) بالفتح مصدر وبالكسر اسم الشيء المرزوق وهو كل ما ينتفع به ويجوز أن يوضع كل منهما موضع الآخر وما ينتفع به مما يؤكل ويلبس وما يصل إلى الجوف ويتغذى به والمطر لأنه سبب الرزق والعطاء أو العطاء الجاري يقال كم رزقك في الشهر كم راتبك ( ج ) أرزاق (المعجم الوسيط صفحة 342 إبراهيم مصطفى ـ أحمد الزيات ـ حامد عبد القادر ـ محمد النجار)
[2] عن أبي عبد الرحمن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال: ( حدثنا رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو الصادق المصدوق: إن أحدكم يجمع خلقه في بطن أمه أربعين يوماً نطفة، ثم يكون علقة مثل ذلك، ثم يكون مضغة مثل ذلك، ثم يرسل إليه الملك فينفخ فيه الروح، ويؤمر بأربع كلمات: بكتب رزقه، وأجله، وعمله، وشقي أو سعيد، فوالله الذي لا إله غيره إن أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النار فيدخلها، وإن أحدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنة فيدخلها ) رواه البخاري و مسلم .
[3]Syeikh Mutawalli As-Sya’rowi Syarh Asmaaul Husnaa Maktabah Tawfiqiyah 2004 Hal.134-135

Tidak ada komentar: