Urgensi Ilmu Qiraat bagi
Tafsir al-Quran
Sudah banyak literatur tafsir yang
bersumberkan riwayat dari ataupun sahabat. Tidak sedikit pula karya tafsir
yang
mengacu pada pemahaman dan pendapat mufassir itu sendiri. Akan tetapi
sedikit sekali dari literatur itu yang menafsirkan dari perbedaan cara baca.
As-Syeikh Thahir bin ‘Asyur
menegaskan bahwa sudah seharusnya seorang mufassir menguasai ilmu qiraat
dan perbedaan cara baca. Karena hal itu sangat membantu dalam memahami beberapa
makna yang dikandung oleh suatu ayat. Boleh jadi banyaknya cara baca juga
memiliki makna yang banyak pula.[1]
Perbedaan cara baca suatu ayat juga mungkin dapat saling menafsiri satu sama
lain seperti halnya ayat-ayat al-Quran.
Ilmu qiraat juga membantu ulama fiqh
dalam menggali suatu hukum dari suatu ayat al-Quran. Dan hal ini yang menjadi
hulu perbedaan pendapat dalam disiplin ilmu fiqh. Jadi disa dikata bahwa semua
disiplin ilmu agama saling melengkapi dan membantu satu sama lain.
Dengan menerapkan cara penafsiran
seperti ini, ilmu qiraat akan terjaga dan terlestarikan dengan sendirinya. Di
bawah ini contoh beberapa perbedaan qiraat dalam surat al-Baqarah yang memiliki
makna dan penafsiran berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar